Tang Jiangshan
Majalah Femina Dunia Timur dari propinsi
Hai Nan – Tiongkok telah memuat sebuah kisah reinkarnasi yang mengharukan,
mengkisahkan pengalaman dari Tang Jiangshan dari kecamatan Gan Cheng, kota Dong
Fang di timur pulau/propinsi Hai Nan.
Tang Jiangshan lahir pada tahun 1976, sewaktu
berumur 3 tahun pada suatu hari ia tiba-tiba mengatakan kepada kedua
orangtuanya: “Saya bukan anak kalian, pada kehidupan lampau nama saya adalah
Chen Mingdao, ayah kehidupan lampauku bernama San Die. Rumah saya di Dan Zhou,
dekat laut.” Omongan ini kalau didengar orang lain bagaikan omong kosong, perlu
diketahui, Dan Zhou terletak di utara pulau Hai Nan, berjarak 160 km dari kota
Dong Fang.
Selain itu Tang Jiangshan mengatakan bahwasanya
dirinya dibunuh dengan menggunakan golok dan tombak di dalam aksi kekerasan
pada masa revolusi kebudayaan, konon di bagian pinggangnya masih terdapat bekas
luka bacok peninggalan kehidupan masa lalu. Yang membuat orang merasa takjub
ialah Tang Jiangshan mampu berbicara dialek Dan Zhou dengan sangat fasih. Orang
Dan Zhou berbicara bahasa Jun, berbeda sekali dengan dialek Hok Kiannya kota
Dong Fang, seorang bocah berumur beberapa tahun bagaimana bisa?
Pada saat Tang Jiangshan berumur 6 tahun,
mendesak keluarga membawanya mengunjungi kerabatnya pada kehidupan masa lampau.
Keluarganya tidak mau, maka ia mogok makan, akirnya sang ayah menurutinya, dan
di bawah pengarahannya berkendaraan menuju tempat dimaksud di desa Huang Yu,
kecamatan Xin Ying – kota Dan Zhou. Tang Jiangshan langsung menuju ke hadapan
pak tua Chen Zan Ying, menggunakan bahasa Dan Zhou dan memanggilnya “San Die”,
mengatakan dirinya bernama Chen Mingdao, adalah putra Chen Zan Ying yang pada
masa revolusi besar kebudayaan oleh karena bentrokan fisik sehingga dibinasakan
orang. Sesudah meninggal terlahir kembali di kecamatan Gan Cheng – kota Dong
Fang, kini datang mencari orang tua kehidupan masa lampaunya.
Mendengar penuturan itu, Chen Zan Ying sejenak
tertegun tak tahu bagaimana harus bersikap. Kemudian si anak kecil menunjukkan
kamar tidur kehidupan masa lampaunya, dan menghitung satu persatu benda-benda
pada kehidupan lampaunya. Menyaksikan semuanya ini dengan kenyataan pada masa
lalu sama sekali tidak meleset, pak tua Chen Zan Ying saking terharunya
berpelukan menangis dengan Tang Jiangshan dan memastikan ia memang adalah
kelahiran kembali anaknya yang bernama Chen Mingdao.
Tang Jiangshan juga telah mengenali kedua kakak
perempuan dan kedua adik perempuannya serta para sobat kampung lainnya, bahkan
termasuk teman wanita pada kehidupan masa lampaunya: Xie Shuxiang. Semua
kejadian ini telah membuat takluk kerabat dan tetangga Chen Mingdao. Sejak saat
itu, “Manusia aneh dari 2 masa kehidupan”: Tang Jiangshan memiliki 2 rumah dan
2 pasang orang tua. Ia setiap tahun hilir mudik antara Dong Fang dan Dan Zhou.
Si tua Chen Zan Ying beserta keluarga dan orang-orang desa pada menganggap Tang
Jiangshan sebagai Chen Mingdao. Oleh karena Chen Zan Ying tidak memiliki
putra lainnya, Tang Jiangshan berperan menjadi anaknya dan berbakti hingga
tahun 1998 ketika Chen Zan Ying meninggal dunia.
Para petugas bagian editor dari majalah tersebut
pada awalnya juga tidak percaya akan hal tersebut, namun melalui pemeriksaan
berulang kali dan pembuktian lapangan, mau tak mau juga mengakui kebenaran
tentang kejadian tersebut.
Sumber : erabaru
Dorothy Eady : Kisah Reinkarnasi Biarawati Zaman Mesir Kuno
Adalah Dorothy Eady, seorang
wanita Inggris yang mengalami fenomena reinkarnasi yang sangat menggemparkan
Inggris dan Mesir. Satu-satunya manusia yang dilaporkan mengalami reinkarnasi
seorang tokoh "biarawati" pelayan kuil Osiris di zaman Firaun Seti I
Mesir Kuno dari masa 1320–1200 sebelum Masehi. Ia kemudian dikenali sebagai Omm
Sety.
Kisah spektakuler yang kontroversial tentang Dorothy Eady dimulai dari sebuah tempat di London, Inggris, saat ia berusia 3 tahun. Dalam sebuah insiden, Dorothy kecil terjatuh dari lantai atas rumahnya. Ia mengalami koma dan akhirnya tim dokter yang merawatnya menjatuhkan vonis meninggal dunia pada balita kelahiran 16 Januari 1904 itu. Saat itu tanda-tanda kehidupan dan seluruh organ vital Dorothy memang berhenti beraktivitas.
Transformasi Astral?
Tiada yang tahu bagaimana terjadinya, namun sekian saat setelah tubuh Dorothy akan disemayamkan, ternyata anak perempuan kecil itu tiba-tiba bangkit kembali dari kematian dalam kondisi segar bugar. Seluruh keluarga terperanjat. Namun, tak ada yang tahu bahwa sebuah pintu dimensi dari masa lalu telah terbuka dan sebuah jiwa dari masa Mesir Kuno merangsek masuk ke tubuh Dorothy kecil yang hampir kaku.
Namun sejak vonis kematiannya, Dorothy Eady yang hidup kembali itu memiliki kepribadian yang berbeda sama sekali dengan Dorothy Eady yang dikenal ayah ibunya. Bocah tiga tahun ini memiliki kepribadian yang jauh lebih dewasa dan senantiasa bermimpi tentang kuil-kuil Mesir Kuno.
Ia selalu berkisah tentang Mesir Kuno, dinasti Firaun Seti I dan mampu mendeskripsikan kehidupan di sekitar kuil Mesir Kuno seribuan tahun sebelum masehi. Dorothy Eady juga kerap menuntut ayah ibunya untuk memulangkannya ke tempat tinggalnya. Ayah dan ibunya yang keturuan Irlandia itu sama sekali tak mengerti maksud putri mereka tentang "pulang ke tempat tinggalnya".
Museum
Sejalan bertambahan usia, Dorothy Eady semakin berminat dan tertarik pada literatur dan semua hal yang berbau Mesir. Maka suatu ketika ia diajak berkunjung ke British Museum di London, Dorothy Eady begitu tergila-gila dengan ruang pamer benda-benda peninggalan Mesir Kuno. Ia merasa bahwa semua peninggalan Mesir Kuno itu adalah bagian dari kehidupannya. Ia menciumi patung-patung Dewa Mesir, memeluk peti-peti mummy dan bertingkah aneh dengan suaranya tiba-tiba lebih berat dan sarat kerinduan ketika berkata "ini adalah bagian dari keluarga dan rumahku!"
Ia kemudian menyewa tempat tinggal di dekat British Museum dan bergaul dengan Ernest A Wallis Budge seorang kurator dan pakar Mesir di museum tersebut. Ia memperdalam kajian hiroglif dan sejarah Mesir Kuno.
Para pakar di British Museum dan ahli Mesir Kuno terperanjat akan pengetahuan dan kemahiran Dorothy dalam menuliskan dan menerjemah hiroglif Mesir Kuno dan kedalaman pengetahuannya tentang detail kuil-kuil Mesir Kuno dari zaman Firaun Seti I. Padahal Dorothy sama sekali tidak pernah belajar dan dibimbing dalam hal tersebut, namun kemampuan itu muncul begitu saja dengan sangat mengagumkan.
Dorothy sendiri mengaku dirinya adalah titisan dari seorang biarawati pelayan kuil Osiris di Abydos yang pernah hidup di masa antara 1320–1200 sebelum Masehi. Ia merasa telah bereinkarnasi dalam tubuh Dorothy Eady. Setelah menikah dengan seorang pemuda Mesir (1933) ia pun mencapai tujuan yang sejak kecil menghantuinya: kembali ke kuil Osiris dan menjejak kaki kembali di tanah Mesir!
Keahlian Dorothy yang luar biasa tentang Mesir Kuno melebihi pengetahuan para sarjana tentang Mesir. Hal ini kemudian menuntunnya pada perjalanan ke Mesir. Ia kemudian mendapat pekerjaan sebagai asiten arkeolog dalam penggalian di situs Giza di Kairo, dan sering dipekerjakan oleh para ahli yang memperdalam kebudayaan tentang Mesir Kuno. Ia melakukan itu selama dua puluh tahun lebih.
Dorothy Eady pernah ikut sebagai pembantu utama dalam proyek penelitian Dr Selim Hassan yang kemudian mempublikasikan Penggalian Situs Giza. Ia pernah juga bekerja pada Dr Ahmed Fakhry sebagai konsultan dan asisten pada penelitian piramid di Dahshur. Dalam dua studi dan penggalian situs Mesir kuno ini perannya sangat menonjol dan sungguh mengagumkan kedua pakar Mesir kuno itu. Dorothy sangat memahami budaya dan arsitektur serta sistem pemujaan dewa-dewa di zaman Mesir Kuno. Ia memberikan gambaran yang detail, menerjemahkan hiroglif degan mudah, dan memberi saran-saran ilmiah yang ternyata sejalan dengan fakta sejarah yang kemudian ditemukan para ahli Mesir.
Dari berbagai pengalaman kerja dengan para pakar kelas dunia ini ia pun semakin populer di kalangan peneliti budaya Mesir Kuno. Bahkan kisah hidup Dorothy Eady yang berganti nama menjadi Omm Sety (yang artinya ibunda Seti) menarik perhatian dunia. Kisahnya sudah dibukukan dan difilmkan sebagai fenomena sebuah reinkarnasi!
Dorothy memang menghabiskan masa tuanya di kuil Osiris di Abydos, dan menjadi penjaga kuil kuno tersebut, karena kemampuan dan keahliannya tentang Mesir Kuno yang amat spektakuler. Apakah Dorothy memang reinkarnasi dari seorang wanita yang pernah hidup ribuan tahun lalu di sebuah kuil di Mesir?*
Sejak bangkit kembali dari "kematian", Dorothy Eady kemudian menjadi sorotan publik. Menjadi satu bukti tentang teori reinkarnasi. Keterkejutan dunia karena Dorothy di bawah usia 3 tahun dan Dorothy di atas 3 tahun ternyata adalah dua pribadi yang berbeda dalam satu tubuh. Dihubungkan oleh sebuah insiden yang membuka pintu dimensi dunia astral dan dunia nyata.
Walau sebagian orang tak yakin akan teori reinkarnasi, setidaknya masih menyisakan tanya dari mana semua pengetahuan Dorothy Eady tentang detail Mesir Kuno? Ia sangat mahir menerjemahkan hiroglif Mesir Kuno tanpa pernah belajar. Bisa memberikan gambaran tepat tentang beberapa detail kuil Osiris di Abydos yang dibangun pada dinasti Firauan Seti I.
Sejak lama Dorothy Eady telah sering memimpikan sebuah kuil di wilayah Abydos, Mesir dekat Sungai Nil. Ia mengaku telah melakukan perjalanan astral lewat dunia mimpi ke berbagai sudut kuil tersebut. Anehnya, walau belum pernah berkunjung ke sana, Dorothy bisa memberikan beberapa detail kuil Osiris dan Firaun Seti di Abydos dengan sempurna.
Keinginan "kembali" ke Mesir, mendorong sosok reinkarnasi di tubuh Dorothy Eady mencari jalan untuk meuwujudkan semua keinginannya. Belakangan setelah cukup dewasa, ia pun pasca Perang Dunia Pertama di tahun 1933, ia menikah dengan seorang pemuda Mesir dan mendapat seorang anak tunggal yang diberi nama Seti. Sejak itu ia merubah namanya menjadi Omm Sety (Um Seti). Setelah menikah ia tinggal di Mesir dan bekerja pada bidang arkeologi dan sejarah. Selama 19 tahun tinggal di Kairo, Mesir, ia belum sempat berkunjung ke Abydos.
Pada kurun tahun 1953, di usia akhir 49 tahun, ia pun untuk pertama kali melakukan kunjungan ziarah ke kuil Firaun Seti di Abydos yang juga tempat makam dewa Osiris Mesir kuno. Beberapa tahun kemudian, ia dipindahtugaskan ke Departemen Purbakala Mesir sebagai asisten khusus. Saat itulah ia mendirikan rumah yan tak jauh dari situs Abydos.
Keinginan yang kuat setelah mengabdi dan mendedikasikan semua pengetahuannya akan Mesir kuno terutama tentang kuil Firaun Seti I dan Osiris di Abydos, selama lebih dari 20 tahun, Dorothy Eady yang bersalin nama menjadi Omm Sety pun kembali ke Abydos di tahun 1956.
Sejak saat itu, ia setiap hari selalu berada di lokasi situs Abydos, terutama di kuil Firaun Seti I (Pharaoh Sety I) dan Kuil Osiris. Ia menghabiskan masa tua sampai akhir hayatnya di kuil bangunan Mesir kuno itu. Mengabdikan diri pada pelestarian adat budaya zaman Mesir kuno, ia menjadi perawat tetap kuil tersebut, dan melakukan ritual yang bahkan sudah tidak diketahui oleh orang-orang Mesir kini.
Menurut sejumlah pakar dan ahli sejarah Mesir kuno, sebagai titisan biarawati pemuja Osiris ia adalah satu-satunya bukti hidup yang masih mempraktikkan ritual kuno yang hanya ditemukan lewat hiroglif kuno usia ribuan tahun. Dorothy Eady mempraktikkan ritus agama Mesir kuno tersebut yang membuat ahli kagum sekaligus mengakui detail penguasaannya akan kebudayaan Mesir kuno.
Tahun 1973, Dorothy yang berusia 69 tahun meninggalkan wasiat penting pada pejabat berkompeten atas kuil Abydos. Ia memohon pemerintah dan para pegawai di situs purbakala itu bersedia memakamkan jasadnya kelak di dekat kompleks situs kuil Firaun Seti dan Kuil Osiris, Abydos, agar kematian keduanya tenang.
Delapan tahun kemudian di usia 77 tahun (1981), Dorothy Eady alias Omm Sety wafat dalam damai. Sesuai wasiatnya, pemerintah setempat memakamkannya di belakang situs kuil Firaun Seti I di Abydos. Sebuah penghargaan tertinggi pemerintah dianugerahkan kepadanya sebagai pakar ahli Mesir Kuno zaman Dinasti kesembilanbelas Firaun Seti.
Bukan yang Pertama
Laporan tentang reinkarnasi memang bukan semata terjadi pada Dorothy Eady. Banyak juga orang yang sering merasa bahwa ia adalah titisan dari orang yang pernah hidup di masa lalu. Namun ia memang menjadi fenomena reinkarnasi yang spektakuler dan kontroversial.
Atau mungkin Anda atau kerabat Anda sendiri pernah mengalamai perasaan seolah-olah sudah pernah berkunjung ke suatu tempat, namun tak bisa menjelaskan kapan dan bagaimana. Atau bisa mengetahui suatu tempat yang sama sekali belum pernah Anda kunjungi, atau merasa pernah mengalami suatu pengalaman di masa ratusan tahun lalu? Ada ahli yang menyebutnya "Deja vu" atau sebagaian lagi menyebutnya "delusi atau waham", bahkan ada yang mengatakan mengalami proyeksi astral di bawah sadar. Semua itu adalah bagian dari misteri semesta.
Kejadian lain yang mungkin menarik perhatian dunia, selain kasus Dorothy Eady yang sangat berjasa pada penelitian tentang Mesir, adalah catatan tentang gadis Inggris dari keluarga Ockenden. Ia pernah dirawat seorang dokter ahli terapi hipnotis Arnall Bloxham.
Selama dua jam dihipnotis, Ockenden menuturkan bahwa ia adalah titisan seorang lelaki yang hidup di masa purba. Anggota masyarakat kuno yang masih menganut ritual merajah tubuh dan menyakiti diri sendiri. Serta menunjukkan status dengan hiasan geligi binatang liar yang buas. Ia bisa memberikan gambaran budaya kuno itu.
Sementara itu, pasien lain di bawah pengaruh hipnotis berkisah bahwa ia adalah reinkarnasi anak Raja Charles I (1600-1649) dan Ratu Henrietta Maria (1609-1669). Walau latar belakang si pasien tidak pernah belajar bahkan mengenal sejarah Inggris, ia bisa menuturkan beberapa detail kastil Raja Charles I yang jarang diketahui umum. Ia juga bahkan menjabarkan soal kisah hidup Charles II.
Peristiwa reinkarnasi lainnya ada dalam catatan dokter psikiater dan penulis novel Arthur Guirdham. Seorang pasiennya bernama Ny Smith mengaku sejak usia 10 tahun kerap dihantui mimpi bahwa ia pernah hidup sebagai istri pendeta kaum Chatar di abad ke-13.
Saat dalam perawatan, ia bisa menceritakan detail pembantaian massal terhadap kaum Cathar di Eropa karena diangap sebagai aliran sesat dari agama Kristen. Ny Smith menyebutkan bahwa banyak pendeta Cathar yang dibunuh dan dibakar. Ia sendiri mengaku diikat massa dan dibakar hidup-hidup di tumpukan kayu bakar. Ia juga menggambarkan detail pakaian, struktur bangunan, dan peradaban di masa itu.
Sang dokter melakukan penelitian detail dan melakukan kroscek terhadap pengakuan si pasien. Ia terkejut ketika menemukan sebuah fakta sejarah yang sejalan dengan penuturan Ny Smith yang sama sekali tidak paham sejarah kaum Cathar.
Dari manakah para pasien ini mendapatkan informasi detail yang bahkan hanya tertulis di literatur yang nyaris tak pernah dipublikasikan untuk awam? Apakah mereka benar-benar mengalamai peristiwa itu di masa lalu dan bereinkarnasi ke jasad hidup manusia masa kini? Ataukah pengetahuan itu bisa muncul begitu saja? Sejumlah ahli dan peneliti masih mencoba mengurai misteri besar ini!
Kisah spektakuler yang kontroversial tentang Dorothy Eady dimulai dari sebuah tempat di London, Inggris, saat ia berusia 3 tahun. Dalam sebuah insiden, Dorothy kecil terjatuh dari lantai atas rumahnya. Ia mengalami koma dan akhirnya tim dokter yang merawatnya menjatuhkan vonis meninggal dunia pada balita kelahiran 16 Januari 1904 itu. Saat itu tanda-tanda kehidupan dan seluruh organ vital Dorothy memang berhenti beraktivitas.
Transformasi Astral?
Tiada yang tahu bagaimana terjadinya, namun sekian saat setelah tubuh Dorothy akan disemayamkan, ternyata anak perempuan kecil itu tiba-tiba bangkit kembali dari kematian dalam kondisi segar bugar. Seluruh keluarga terperanjat. Namun, tak ada yang tahu bahwa sebuah pintu dimensi dari masa lalu telah terbuka dan sebuah jiwa dari masa Mesir Kuno merangsek masuk ke tubuh Dorothy kecil yang hampir kaku.
Namun sejak vonis kematiannya, Dorothy Eady yang hidup kembali itu memiliki kepribadian yang berbeda sama sekali dengan Dorothy Eady yang dikenal ayah ibunya. Bocah tiga tahun ini memiliki kepribadian yang jauh lebih dewasa dan senantiasa bermimpi tentang kuil-kuil Mesir Kuno.
Ia selalu berkisah tentang Mesir Kuno, dinasti Firaun Seti I dan mampu mendeskripsikan kehidupan di sekitar kuil Mesir Kuno seribuan tahun sebelum masehi. Dorothy Eady juga kerap menuntut ayah ibunya untuk memulangkannya ke tempat tinggalnya. Ayah dan ibunya yang keturuan Irlandia itu sama sekali tak mengerti maksud putri mereka tentang "pulang ke tempat tinggalnya".
Museum
Sejalan bertambahan usia, Dorothy Eady semakin berminat dan tertarik pada literatur dan semua hal yang berbau Mesir. Maka suatu ketika ia diajak berkunjung ke British Museum di London, Dorothy Eady begitu tergila-gila dengan ruang pamer benda-benda peninggalan Mesir Kuno. Ia merasa bahwa semua peninggalan Mesir Kuno itu adalah bagian dari kehidupannya. Ia menciumi patung-patung Dewa Mesir, memeluk peti-peti mummy dan bertingkah aneh dengan suaranya tiba-tiba lebih berat dan sarat kerinduan ketika berkata "ini adalah bagian dari keluarga dan rumahku!"
Ia kemudian menyewa tempat tinggal di dekat British Museum dan bergaul dengan Ernest A Wallis Budge seorang kurator dan pakar Mesir di museum tersebut. Ia memperdalam kajian hiroglif dan sejarah Mesir Kuno.
Para pakar di British Museum dan ahli Mesir Kuno terperanjat akan pengetahuan dan kemahiran Dorothy dalam menuliskan dan menerjemah hiroglif Mesir Kuno dan kedalaman pengetahuannya tentang detail kuil-kuil Mesir Kuno dari zaman Firaun Seti I. Padahal Dorothy sama sekali tidak pernah belajar dan dibimbing dalam hal tersebut, namun kemampuan itu muncul begitu saja dengan sangat mengagumkan.
Dorothy sendiri mengaku dirinya adalah titisan dari seorang biarawati pelayan kuil Osiris di Abydos yang pernah hidup di masa antara 1320–1200 sebelum Masehi. Ia merasa telah bereinkarnasi dalam tubuh Dorothy Eady. Setelah menikah dengan seorang pemuda Mesir (1933) ia pun mencapai tujuan yang sejak kecil menghantuinya: kembali ke kuil Osiris dan menjejak kaki kembali di tanah Mesir!
Keahlian Dorothy yang luar biasa tentang Mesir Kuno melebihi pengetahuan para sarjana tentang Mesir. Hal ini kemudian menuntunnya pada perjalanan ke Mesir. Ia kemudian mendapat pekerjaan sebagai asiten arkeolog dalam penggalian di situs Giza di Kairo, dan sering dipekerjakan oleh para ahli yang memperdalam kebudayaan tentang Mesir Kuno. Ia melakukan itu selama dua puluh tahun lebih.
Dorothy Eady pernah ikut sebagai pembantu utama dalam proyek penelitian Dr Selim Hassan yang kemudian mempublikasikan Penggalian Situs Giza. Ia pernah juga bekerja pada Dr Ahmed Fakhry sebagai konsultan dan asisten pada penelitian piramid di Dahshur. Dalam dua studi dan penggalian situs Mesir kuno ini perannya sangat menonjol dan sungguh mengagumkan kedua pakar Mesir kuno itu. Dorothy sangat memahami budaya dan arsitektur serta sistem pemujaan dewa-dewa di zaman Mesir Kuno. Ia memberikan gambaran yang detail, menerjemahkan hiroglif degan mudah, dan memberi saran-saran ilmiah yang ternyata sejalan dengan fakta sejarah yang kemudian ditemukan para ahli Mesir.
Dari berbagai pengalaman kerja dengan para pakar kelas dunia ini ia pun semakin populer di kalangan peneliti budaya Mesir Kuno. Bahkan kisah hidup Dorothy Eady yang berganti nama menjadi Omm Sety (yang artinya ibunda Seti) menarik perhatian dunia. Kisahnya sudah dibukukan dan difilmkan sebagai fenomena sebuah reinkarnasi!
Dorothy memang menghabiskan masa tuanya di kuil Osiris di Abydos, dan menjadi penjaga kuil kuno tersebut, karena kemampuan dan keahliannya tentang Mesir Kuno yang amat spektakuler. Apakah Dorothy memang reinkarnasi dari seorang wanita yang pernah hidup ribuan tahun lalu di sebuah kuil di Mesir?*
Sejak bangkit kembali dari "kematian", Dorothy Eady kemudian menjadi sorotan publik. Menjadi satu bukti tentang teori reinkarnasi. Keterkejutan dunia karena Dorothy di bawah usia 3 tahun dan Dorothy di atas 3 tahun ternyata adalah dua pribadi yang berbeda dalam satu tubuh. Dihubungkan oleh sebuah insiden yang membuka pintu dimensi dunia astral dan dunia nyata.
Walau sebagian orang tak yakin akan teori reinkarnasi, setidaknya masih menyisakan tanya dari mana semua pengetahuan Dorothy Eady tentang detail Mesir Kuno? Ia sangat mahir menerjemahkan hiroglif Mesir Kuno tanpa pernah belajar. Bisa memberikan gambaran tepat tentang beberapa detail kuil Osiris di Abydos yang dibangun pada dinasti Firauan Seti I.
Sejak lama Dorothy Eady telah sering memimpikan sebuah kuil di wilayah Abydos, Mesir dekat Sungai Nil. Ia mengaku telah melakukan perjalanan astral lewat dunia mimpi ke berbagai sudut kuil tersebut. Anehnya, walau belum pernah berkunjung ke sana, Dorothy bisa memberikan beberapa detail kuil Osiris dan Firaun Seti di Abydos dengan sempurna.
Keinginan "kembali" ke Mesir, mendorong sosok reinkarnasi di tubuh Dorothy Eady mencari jalan untuk meuwujudkan semua keinginannya. Belakangan setelah cukup dewasa, ia pun pasca Perang Dunia Pertama di tahun 1933, ia menikah dengan seorang pemuda Mesir dan mendapat seorang anak tunggal yang diberi nama Seti. Sejak itu ia merubah namanya menjadi Omm Sety (Um Seti). Setelah menikah ia tinggal di Mesir dan bekerja pada bidang arkeologi dan sejarah. Selama 19 tahun tinggal di Kairo, Mesir, ia belum sempat berkunjung ke Abydos.
Pada kurun tahun 1953, di usia akhir 49 tahun, ia pun untuk pertama kali melakukan kunjungan ziarah ke kuil Firaun Seti di Abydos yang juga tempat makam dewa Osiris Mesir kuno. Beberapa tahun kemudian, ia dipindahtugaskan ke Departemen Purbakala Mesir sebagai asisten khusus. Saat itulah ia mendirikan rumah yan tak jauh dari situs Abydos.
Keinginan yang kuat setelah mengabdi dan mendedikasikan semua pengetahuannya akan Mesir kuno terutama tentang kuil Firaun Seti I dan Osiris di Abydos, selama lebih dari 20 tahun, Dorothy Eady yang bersalin nama menjadi Omm Sety pun kembali ke Abydos di tahun 1956.
Sejak saat itu, ia setiap hari selalu berada di lokasi situs Abydos, terutama di kuil Firaun Seti I (Pharaoh Sety I) dan Kuil Osiris. Ia menghabiskan masa tua sampai akhir hayatnya di kuil bangunan Mesir kuno itu. Mengabdikan diri pada pelestarian adat budaya zaman Mesir kuno, ia menjadi perawat tetap kuil tersebut, dan melakukan ritual yang bahkan sudah tidak diketahui oleh orang-orang Mesir kini.
Menurut sejumlah pakar dan ahli sejarah Mesir kuno, sebagai titisan biarawati pemuja Osiris ia adalah satu-satunya bukti hidup yang masih mempraktikkan ritual kuno yang hanya ditemukan lewat hiroglif kuno usia ribuan tahun. Dorothy Eady mempraktikkan ritus agama Mesir kuno tersebut yang membuat ahli kagum sekaligus mengakui detail penguasaannya akan kebudayaan Mesir kuno.
Tahun 1973, Dorothy yang berusia 69 tahun meninggalkan wasiat penting pada pejabat berkompeten atas kuil Abydos. Ia memohon pemerintah dan para pegawai di situs purbakala itu bersedia memakamkan jasadnya kelak di dekat kompleks situs kuil Firaun Seti dan Kuil Osiris, Abydos, agar kematian keduanya tenang.
Delapan tahun kemudian di usia 77 tahun (1981), Dorothy Eady alias Omm Sety wafat dalam damai. Sesuai wasiatnya, pemerintah setempat memakamkannya di belakang situs kuil Firaun Seti I di Abydos. Sebuah penghargaan tertinggi pemerintah dianugerahkan kepadanya sebagai pakar ahli Mesir Kuno zaman Dinasti kesembilanbelas Firaun Seti.
Bukan yang Pertama
Laporan tentang reinkarnasi memang bukan semata terjadi pada Dorothy Eady. Banyak juga orang yang sering merasa bahwa ia adalah titisan dari orang yang pernah hidup di masa lalu. Namun ia memang menjadi fenomena reinkarnasi yang spektakuler dan kontroversial.
Atau mungkin Anda atau kerabat Anda sendiri pernah mengalamai perasaan seolah-olah sudah pernah berkunjung ke suatu tempat, namun tak bisa menjelaskan kapan dan bagaimana. Atau bisa mengetahui suatu tempat yang sama sekali belum pernah Anda kunjungi, atau merasa pernah mengalami suatu pengalaman di masa ratusan tahun lalu? Ada ahli yang menyebutnya "Deja vu" atau sebagaian lagi menyebutnya "delusi atau waham", bahkan ada yang mengatakan mengalami proyeksi astral di bawah sadar. Semua itu adalah bagian dari misteri semesta.
Kejadian lain yang mungkin menarik perhatian dunia, selain kasus Dorothy Eady yang sangat berjasa pada penelitian tentang Mesir, adalah catatan tentang gadis Inggris dari keluarga Ockenden. Ia pernah dirawat seorang dokter ahli terapi hipnotis Arnall Bloxham.
Selama dua jam dihipnotis, Ockenden menuturkan bahwa ia adalah titisan seorang lelaki yang hidup di masa purba. Anggota masyarakat kuno yang masih menganut ritual merajah tubuh dan menyakiti diri sendiri. Serta menunjukkan status dengan hiasan geligi binatang liar yang buas. Ia bisa memberikan gambaran budaya kuno itu.
Sementara itu, pasien lain di bawah pengaruh hipnotis berkisah bahwa ia adalah reinkarnasi anak Raja Charles I (1600-1649) dan Ratu Henrietta Maria (1609-1669). Walau latar belakang si pasien tidak pernah belajar bahkan mengenal sejarah Inggris, ia bisa menuturkan beberapa detail kastil Raja Charles I yang jarang diketahui umum. Ia juga bahkan menjabarkan soal kisah hidup Charles II.
Peristiwa reinkarnasi lainnya ada dalam catatan dokter psikiater dan penulis novel Arthur Guirdham. Seorang pasiennya bernama Ny Smith mengaku sejak usia 10 tahun kerap dihantui mimpi bahwa ia pernah hidup sebagai istri pendeta kaum Chatar di abad ke-13.
Saat dalam perawatan, ia bisa menceritakan detail pembantaian massal terhadap kaum Cathar di Eropa karena diangap sebagai aliran sesat dari agama Kristen. Ny Smith menyebutkan bahwa banyak pendeta Cathar yang dibunuh dan dibakar. Ia sendiri mengaku diikat massa dan dibakar hidup-hidup di tumpukan kayu bakar. Ia juga menggambarkan detail pakaian, struktur bangunan, dan peradaban di masa itu.
Sang dokter melakukan penelitian detail dan melakukan kroscek terhadap pengakuan si pasien. Ia terkejut ketika menemukan sebuah fakta sejarah yang sejalan dengan penuturan Ny Smith yang sama sekali tidak paham sejarah kaum Cathar.
Dari manakah para pasien ini mendapatkan informasi detail yang bahkan hanya tertulis di literatur yang nyaris tak pernah dipublikasikan untuk awam? Apakah mereka benar-benar mengalamai peristiwa itu di masa lalu dan bereinkarnasi ke jasad hidup manusia masa kini? Ataukah pengetahuan itu bisa muncul begitu saja? Sejumlah ahli dan peneliti masih mencoba mengurai misteri besar ini!
Kisah Reinkarnasi Dalai Lama
Oleh : Caroll Bowman
Cerita tentang Dalai Lama mungkin merupakan
contoh yang paling terkenal dari memori kehidupan masa lalu dari anak-anak
. Berikut ini adalah kisah nyata bagaimana Dalai Lama yang sekarang
ditemukan dan positif diidentifikasi berdasarkan kemampuannya, bahkan ketika
masih sangat kecil, mampu mengingat detail dari kehidupan masa lalunya.
Ketika Dalai Lama Ketigabelas meninggal dunia
pada tahun 1933, para lama senior mencari tanda-tanda untuk lokasi
reinkarnasinya yang berikutnya bisa ditemukan. Masing-masing dari
para Dalai Lama, selama berabad-abad sejak kelahiran pertama di tahun 1351
Masehi, telah mengikuti jalur yang sama dimana masing-masing Lama adalah
inkarnasi dari Lama yang sebelumnya, untuk
mempertahankan kebijaksanaan spiritual yang telah
dipelihara melewati banyak masa kehidupan.
Pada musim semi tahun 1935, pemimpin salah satu
wilayah Tibet , yang juga lama senior, melakukan perjalanan ke danau
suci Lhamoi Lhatso di selatan Tibet untuk mencari visi. Ia melihat
kedalam danau yang berbentuk oval, yang terletak di sebuah cekungan di
ketinggian 17.000 kaki yang dikelilingi oleh puncak-puncak gunung yang
diselimuti salju, Reting Rinpoche memiliki sebuah visi. Ketika ia menatap
ke dalam air yang jernih, ia melihat tiga huruf dari alfabet Tibet: Ah, Ka
dan Ma, mengambang di depannya. Lalu ia dengan jelas melihat gambar sebuah
biara bertingkat tiga dengan atap emas dan batu giok. Ada sebuah jalan
setapak menuruni bukit dari biara tersebut ke sebuah rumah beratap pirus
dan ia melihat anjing cokelat dan putih di halaman. Setelah
Reting Rinpoche melihat visi ini, ia bermimpi tentang rumah yang sama dengan
atap pirus, tapi kali ini ia melihat pipa saluran berbentuk aneh di
sepanjang atap dan seorang anak laki-laki kecil yang sedang berdiri di
halaman. Dia yakin bahwa surat Ah yang ia lihat dalam visi menunjuk
ke Amdo, sebuah provinsi di sebelah timur Tibet, sehingga pihak pencari
dikirim ke daerah tersebut.
Salah satu regu pencari, di bawah arahan Kewtsang
Rinpoche, seorang lama dari Biara Sera, mengunjungi biara Kumbum di Amdo.
Mereka melihat atap kuil-kuilnya berwarna giok dan emas, seperti dalam
visi. Pencarian kemudian menyisir kawasan tersebut, mencari anak-anak yang
luar biasa. Mereka mendengar salah satunya adalah anak
laki-laki yang berasal dari Takster, dua hari perjalanan dari Amdo.
Jadi, pada musim dingin tahun 1937 Kewtsang
Rinpoche, ditemani oleh seorang pejabat pemerintah bernama Lobsang Tsewant dan
dua pembantunya, berangkat ke Takster. Untuk menghindari agar dikenali, mereka
menyamar sebagai pedagang dalam perjalanan bisnis. Untuk lebih menyembunyikan
identitas mereka lama Kewtsang Rinpoche, berpakaian kulit domba tua dan
memainkan peran sebagai seorang pelayan dan Lobsang Tsewang, sang pejabat
pemerintah, bertindak sebagai pemimpin kelompok. Mereka mendekati rumah dimana
tinggal anak laki-laki berumur dua tahun bernama Lhamo Dhondrub. Mereka
disambut oleh gonggongan dari anjing cokelat dan putih yang diikat di
pintu masuk.
Mereka memperkenalkan diri sebagai pedagang dan
bertanya apakah mereka bisa menggunakan dapur keluarga untuk minum teh, yang
merupakan praktik umum di Tibet. Melewati halaman rumah, Kewtsang Rinpoche
melihat ubin biru kehijauan di atap rumah dan talang air yang tidak biasa yang
terbuat dari juniper. Ketika di dapur, dia didekati oleh si kecil Lhamo
Dhondrub. Anak laki-laki itu naik ke pangkuan Rinpoche Kewtsang dan mulai
bermain dengan rosario yang tergantung di leher sang tamu, yang
adalah milik Dalai Lama ke-13. Tiba-tiba, anak itu menjadi gelisah
dan menuntut diberi kalung manik-manik itu segera, dan mengklaim bahwa itu
adalah miliknya. Kewtsang Rinpoche mengatakan kepada anak itu, “Aku akan
memberikannya jika kamu bisa menebak siapa saya. Tanpa basa-basi, anak itu
menjawab, “Kamu adalah seorang lama dari Sera. Anak laki-laki itu kemudian
mengenali nama Tsewang Lobsang secara tepat dan kemudian mengidentifikasi
orang lain dalam rombongan tersebut sebagai berasal dari biara Sera juga (pada
waktu itu ada ribuan biara di Tibet). Tidak hanya identifikasi
itu benar, tapi anak dua tahun ini menunjukkan nama
orang-orang tersebut dalam dialek Tibet Tengah, dialek yang tidak
dikenal di daerahnya.
Ketika para tamu bersiap ingin pergi di pagi
hari, Lhamo Dhondrub menangis, dan memohon mereka untuk membawanya
serta. Mereka berusaha menenangkannya, dan berjanji akan kembali.
Mereka segera kembali, kali ini untuk
melaksanakan tes untuk melihat apakah anak ini memang reinkarnasi dari Dalai
Lama. Biarawan menawarkan hadiah kepada keluarganya dan meminta ditinggal
sendirian dengan Lhamo Dhondrub. Saat malam tiba, mereka berada di kamar tidur
utama di tengah rumah, meletakkan serangkaian artikel di atas meja pendek.
Beberapa artikel ini dulu milik Dalai Lama ke-13 , yang lainnya adalah duplikat
yang disusun secara hati-hati. Beberapa objek termasuk kacamata
Dalai Lama, pensil perak dan mangkuk makan, serta empat item Oracle of
Samye yang telah diperintahkan untuk dibawa oleh utusan tersebut. Mereka
adalah rosario hitam, rosario kuning, dua tongkat, dan rebana gading
kecil yang biasa digunakan dalam ibadah agama Buddha.
Memasuki kamar tidur, Lhamo Dhondrub diminta
maju oleh Kewtsang Rinpoche, yang duduk dengan tiga pejabat di kedua sisi dari
meja. Di tangannya Kewtsang Rinpoche memegang rosario hitam yang anak itu
telah tertarik pada kunjungan sebelumnya, di sisi lain ia memegang duplikatnya
yang sempurna. Ketika diminta untuk memilih satu, anak itu mengambil
rosario yang benar tanpa ragu-ragu dan meletakkannya di lehernya, kemudian
diulangi dengan rosario kuning beberapa saat kemudian. Selanjutnya,
mereka menunjukkan sebuah tongkat. Mula-mula Lhamo Dhondrub dengan
lembut menarik tongkat yang salah, tapi kemudian membiarkannya pergi dan
mengambil satunya, lalu memegangnya dengan gembira di hadapannya. Hal ini
dianggap sangat penting karena tongkat yang “salah” itu
memang benar-benar pernah digunakan sebentar oleh Dalai Lama sebelum
ia memberikannya kepada seorang teman. Objek yang terakhir,
drum. Drum yang palsu itu dihiasi dengan bunga brokat yang indah;
sedangkan yang asli terlihat kurang menarik. Sekali lagi Lhamo Dhondrub
mengambil objek yang benar, dengan cepat kemudian memutar drum bolak-balik
di tangan kanan dan membunyikan seperti cara ritual tantra.
Selanjutnya, anak itu diperiksa delapan
tanda-tanda tubuh khusus milik Dalai Lama: telinga besar, mata panjang, alis
melengkung ke atas pada ujung-ujungnya, guratan pada kaki, dan tanda dalam
bentuk sangkakala di salah satu telapak tangan. Mereka dengan lembut
memeriksa anak itu, dan setelah menemukan tiga tanda sesuai, para penguji
menjadi begitu bahagia, mata mereka dipenuhi air mata
kebahagiaan. Tidak ada keraguan bahwa Dalai Lama Tibet ke-14 sedang
duduk di hadapan mereka dalam tubuh seorang anak berusia dua setengah
tahun. Dengan begitu, visi tersebut benar: huruf dalam visi menunjukkan
nama biara terdekat, dan gambaran khas dari anjing menggonggong, ubin, dan
selokan-selokan, terlihat keseluruhannya.
Tetapi ketika panglima perang Islam dari barat
laut Cina mendengar tentang pemilihan anak tersebut, ia menuntut uang tebusan yang
sangat tinggi sebelum ia membiarkan anak tersebut diambil dari
distriknya. Setelah dia dibayar, dia menuntut lebih banyak uang dan artefak
religius yang berharga. Meninggalkan mereka tanpa punya pilihan,
orang-orang Tibet kemudian mengumpulkan uang dan membayar uang tebusan.
Setelah berbulan-bulan menunggu, calon Dalai Lama dan keluarganya
berangkat melalui tiga bulan perjalanan ke Lhasa, ibukota Tibet. Lhamo
Dhondrub naik kuda bersama kakaknya yang berumur enam tahun di
atas tandu kecil yang digantung pada tiang-tiang antara dua
keledai. Sepanjang jalan dia disambut dengan persembahan
dan penghormatan seperti kepada guru besar atau pemimpin.
Ketika mereka berada beberapa mil dari Lhasa,
mereka disambut dengan prosesi obor yang membawa mereka ke perkemahan. Di
tengah-tengah terdapat tenda satin kuning yang sangat besar, berkanopi
dalam warna biru dan putih. Tenda ini, dikenal sebagai Great Peacock,
yang telah digunakan selama berabad-abad semata-mata hanya untuk menyambut
setiap bayi reinkarnasi dari Dalai Lama kembali ke rumah.
Selama dua hari berikutnya, Lhamo Dhondrub muda
duduk diatas singgasana tinggi di dalam tenda Great Peacock dan diberkati
secara individual oleh 70.000 biksu dan masyarakat awam yang berkumpul
untuk menyambutnya.
Pada pagi hari tanggal 8 Oktober 1939, dilakukan
prosesi enam belas bangsawan berpakaian satin hijau dan topi merah berjambul
membawa tandu emas, di mana duduk anak kecil tersebut. Sebuah prosesi para
pemusik, Peramal Negara, keluarga Dalai Lama, anggota kabinet, Bupati, dan
Perdana Menteri, mendampingi anak tersebut ke istana. Ribuan orang berdiri
berjajar di perjalanan, melambai-lambaikan spanduk di tiang-tiang tinggi.
Setelah Lhamo Dhondrub diantar ke ruang
pendahulunya di istana, ia menunjuk ke sebuah kotak kecil dan menyatakan, “gigi
saya ada di sana.” Setelah membuka kotak, para petugas terheran-heran
ketika menemukan satu set gigi palsu Dalai Lama sebelumnya.
Dalam beberapa minggu, anak empat tahun Lhamo
Dhondrub, atau Tenzin Gyatso seperti dia sekarang disebut, sudah dinobatkan
pada Tahta Singa sebagai penguasa tertinggi jasmani dan rohani Tibet. Ini
adalah Dalai Lama yang sama yang hari ini adalah pemimpin spiritual Tibet dan
semua umat Buddha, dan bepergian ke seluruh dunia untuk menyebarkan ide-ide
Buddha dan menceritakan tentang penindasan umat Buddha di Tibet oleh Cina.
Tulisan ini diadaptasi dari otobiografi Dalai
Lama, dan dari buku Exile in the Land of Snows
oleh John F. Avedon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar