CANAKYA NITI SASTRA:
BAB I Sloka 16.
Visadapyamrtam grahyam
Amedhyadapi kancanam
Nicadapyuttaman vidyam
Stri-ratnam duskuladapi
Artinya: Saringlah Amerta meskipun ada
dalam racun, ambilah emas meskipun ada di dalam kotoran. Pelajari ilmu
pengetahuan keinsyafan diri walaupun dari seorang yang masih anak-anak
atau orang kelahiran rendah. Dan juga meskipun seorang wanita lahir di
keluarga yang jahat dan hina, tetapi kalau ia berkelakuan mulia
bijaksana ia patut diambil sebagai istri.
BAB II Sloka 6.
Na visvaset kumitre ca
Mitre capi na visvaset
Kadacit kupitam mitram
Sarva guhyam prakasayet.
Artinya : janganlah menaruh kepercayaan
kepada teman jahat/kumitra. Juga jangan terlalu percaya kepada teman
dekat sekalipun, sebab kalau ia marah, segala rahasia anda akan
dibukanya.
BAB II Sloka 7.
Manasa cintitam karyam
Vacasa na prakasayet
Mantrena raksayed gudham
Karya capi niyojayet
Artinya : Pekerjaan/rencana apapun berada
dalam pikiran, jangan sama sekali anda keluarkan dalam kata-kata.
Simpanlah dalam-dalam di dalam pikiran anda, dan diam-diam lakukan
pekerjaan tersebut dengan penuh kemantapan.
BAB II Sloka 13.
Slokena va tadardhena
Tadarddharddhaksarena va
Avandhyam divasam kuryad
Danadhyayana-karmabhih.
Artinya : isilah waktu setiap hari dengan
menghafalkan satu sloka satu ayat, atau setengah sloka, atau seperempat
sloka ataupun satu huruf dari sloka tersebut. Atau isilah hari-hari
anda dengan bersedekah, belajar kitab-kitab suci dan kegiatan bermanfaat
lainnya. Dengan demikian hari-hari anda akan menjadi berarti.
BAB II Sloka 19.
Duracari duradrstih
Duravasi ca durjanah
Yan maitri kriyate pumsa
Sa tu sighram vinasyati
Artinya : Kalau seseorang berteman dengan
orang yang tingkah lakunya tidak baik, dengan orang yang penglihatannya
jahat, dengan orang yang tinggal di tempat-tempat kotor dan tidak suci,
bergaul dengan penjahat, segera menemui kebinasaan.
BAB III Sloka 7.
Murkhastu parihartavyah
Pratyakso dvipadah pasuh
Bhinatti vakyasulyena
Adrsyam kantakam yatha
Artinya : Menjauhlah dari orang bodoh
jahat dalam rupa binatang berkaki dua. Bagaikan duri tidak kelihatan ia
menusuk dengan pisau tajam kata-katanya.
BAB III Sloka 8.
Rupa yauvana sampanna
Visala kula sambhavah
Vidyahina na sobhante
Nirghandha iva kimsukah
Artinya : Ada orang yang tampan, dalam
keadaan yang masih muda, serta lahir di keluarga bangsawan terhormat.
Tapi kalau ia miskin dengan pengetahuan keinsyafan diri, sebenarnya
orang begini sama sekali tidak berarti apa-apa, bagaikan bunga kimsuka
kemerahan menarik tapi tidak berbau wangi.
BAB III Sloka 9.
Kokilanam svaro rupam
Nari rupam pativratam
Vidya rupam kurupanam
Ksama rupam tapasvinam
Artinya : Burung tekukur menjadi indah
menarik karena suaranya, seorang istri menarik karena kesetiannya kepada
suami, orang yang rupanya buruk menjadi menarik karena ilmu
pengetahuannya dan karena memiliki sifat maha pengampun pendeta menjadi
menarik.
BAB IV Sloka 4.
Yavat svastho hyayam dehe
Yavan mrtyus ca duratah
Tavad atma-hitam kuryat
Pranante kim karisyam
Artinya : Selama badan masih kuat dan
sehat dan selama kematian masih jauh, lakukanlah sesuatu yang
menyebabkan kebaikan bagi roh anda, yaitu keinsyafan diri. Pada saat
kematian menjelang apa yang bisa dilakukan ?
BAB IV Sloka 15.
Anabhyase visam sastram
Ajirne bhojanam visam
Daridrasya visam gosthi
Vrddhasya taruni visam
Artinya : Ilmu pengetahuan ( kitab-kitab
suci ) yang tidak diterapkan dalam praktek adalah racun, makanan yang
tidak dicernakan adalah racun, bagi orang miskin pesta/kumpul-kumpul dan
pertemuan-pertemuan adalah racun, dan untuk orang tua, wanita muda
adalah racun.
BAB V Sloka 10.
Anyatha vedapandityam
Sastramacaramanyatha
Anyatha vadanacchantam
Lokah klisyanti canyatha.
Artinya : Meremehkan kebijaksanaan ajaran
Veda, menghina tingkah laku/kegiatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran
sastra/Veda, menjelekan orang yang selalu berkata-kata lembut bijaksana,
tidak lain lagi inilah yang menyebabkan kekalutan dunia.
BAB V Sloka 11.
Daridraya-nasanam danam
Silam durgati-nasanam
Ajnana-nasim prajnya
Bhavana bhaya-nasini.
Artinya : Kedermawanan menghapuskan
kemiskinan, perbuatan yang baik menghilangkan kemalangan kecerdasan
rohani menghapuskan kegelapan/kebodohan, dan bhaya atau rasa takut bisa
dihilangkan dengan merenungkannya baik-baik.
BAB V Sloka 17.
Nasti meghasaman toyam
Nasti catmasamam balam
Nasti caksuh samam tejo
Nasti canna samam priyam.
Artinya : Tidak air yang menyamai air
hujan, tidak ada kekuatan yang lebih dari kekuatan diri sendiri, tidak
ada sinar yang melebihi sinar matahari dan selain beras tidak ada
sesuatu lain yang lebih disenangi orang.
BAB X Sloka 9.
Yasya nasti svayam prajnya
Sastram tasya karoti kim
Lokanabhyam vihinasya
Darpanah kim karisyati
Artinya : Bagi mereka yang tidak
mempunyai budi pekerti yang baik dalam dirinya, apa yang akan dilakukan
dengan kitab suci? Bagaikan orang yang buta, apa gunanya cermin bagi
orang buta ini.
BAB XI Sloka 8.
Na veti yo yasya guna-prakarsam
Sa tam sada nindati natra citram
Yatha kirati kari-kumbha-labdaham
Muktam prityajya vibharti gunjam.
Artinya : Hal ini tidak usah membuat
heran, bahwa orang yang belum mengetahui sesuatu dengan sebenarnya
selalu menjelek-jelekan hal yang belum diketahui secara jelas. Seperti
halnya permaisuri para kirata ( golongan pemburu pada zaman purba ) menolak permata dari kepala gajah, sebaliknya memakai perhiasan biji gunja ( biji-bijian yang terdapat di semak belukar.
BAB XI Sloka 10.
Kaham krodham tatha lobham
Svadam srnggara kautukam
Ati nidrati seva ca
Vidyarthi hyasta varjayet
Artinya : Seorang brahmacari/pelajar
kerohanian hendaknya meninggalkan delapan kecenderungan berikut, yaitu :
hawa nafsu, amarah, loba, kenikmatan lidah, rasa cenderung berhias,
bermain-main, terlalu banyak tidur dan terlalu banyak bekerja.
BAB XIII Sloka 2.
Gate soko na kartavyo
Bhavisyam naiva cintayet
Vartamanena kalena
Pravartante vicaksanah
Artinya : Jangan bersedih terhadap apa
yang sudah berlalu, jangan pula risau terhadap apa yang akan datang,
orang-orang bijaksana hanya melihat masa sekarang dan berusaha
sebaik-baiknya.
BAB XIII Sloka 9.
Jivantam mrtavan-manye
Dehinam dharma-varjitam
Yato dharmena samyukto
Dirgha-jivi na samsayah
Artinya : Orang yang perbuatannya tidak sesuai dengan dharma,sebenarnya ia sudah mati, walaupun masih hidup. Seorang dharmatma yaitu orang yang perbuatannya sepenuhnya sesuai dengan dharma, sebenarnya ia masih hidup, walaupun sudah mati.
BAB XIV Sloka 16.
Susidhomausadhom dharmam
Grhachidram ca maithunam
Kubhuktam kusrutam caiva
Matiman na prakasayet
Artinya : Orang bijaksana tidak akan
mengungkapkan keamat-manjuran obatnya, kegiatan saleh yang dilakukan,
kejelekan keluarga, hubungan dengan istri, makanan jelek dan kata-kata
kotor.
BAB XVI Sloka 17.
Priya-vakya-pradanena
Sarve tusyanti jantavah
Tasmat-tadeva vaktavyam
Vacane kim daridrata
Artinya : Setiap orang akan menjadi
senang kalau diberikan kata-kata yang manis menarik. Oleh karena itu,
perlu sekali berbicara yang manis menarik. Sesungguhnya apa kekurangan
berkata-kata manis?
BAB VII Sloka 1.
Arthanasam manastapam
Grhe duscaritani ca
Vancanam capamanam ca
Matiman na prakasayet
Artinya : Orang bijaksana hendaknya tidak
mengatakan kepada orang lain tentang kehancuran harta bendanya, tentang
kesedihan pikirannya, tentang kelakuan istrinya yang jelek, tentang
penipuan yang dilakukan oeh orang lain kepada dirinya, atau kalau ada
orang yang membuatnya malu.
BAB VII Sloka 4.
Santosa trisu kartavyah
Svadare bhojane dhane
Trisucaiva na kartavyo
Dhyayane japa danayoh
Artinya : Hendaknya orang merasa puas
terhadap tiga hal ini, yaitu : terhadap istri sendiri, terhadap makanan
dan terhadap kekayaan yang didapat dengan cara yang halal. Tetapi
terhadap tiga hal, yaitu : mempelajari ilmu pengetahuan suci, ber-japa/memuji nama-nama suci Tuhan dan berdana-punya, haruslah orang tidak merasa puas.
BAB VII Sloka 12.
Natyantam saralair bhavyam
Gatva pasya vanasthalim
Chidyante saralas tatra
Kubjas tisthanti padapah,
Artinya : Janganlah hidup terlalu lurus
atau terlalu jujur, sebab begitu Anda pergi ke hutan Anda akan melihat
bahwa pohon-pohon yang lurus ditebang, sedangkan pohon-pohon yang
bengkok dibiarkan hidup.
Catatan : Ada saat-saat diperbolehkan berbohong disebut Pancanrta.
sumber :http://www.hukumhindu.com/canakya-niti-sastra-sloka-sloka-indah/
thanks ya buat infonya
BalasHapuskeren nih buat ngerjain tugas..
agus angga_ smoga bermamfaat.. penulis yang baik itu slalu mencantumkan sumber refrensinya :) suksme
BalasHapus